Wangsit Judul Penelitian Untuk Mahasiswa Kebidanan

Selamat datang di semester akhir, selamat datang skripsweet!

Mendekati usainya liburan, mendekati realita, semakin sering juga kita menerima pertanyaan keramat itu, "sudah nemu judul, belum?"

Senyum, dong! Skripsi memang bukan hal yang mudah, tapi nggak sesulit itu juga, kok. Terlepas dari apapun kesulitan yang kamu hadapi, aku yakin bahwa kamu ini tipe-tipe mahasiswa yang gigih dan profesional karena se-desperate desparate-nya kamu, kamu masih berusaha untuk menyelesaikannya. 

Well, membaca artikel ini adalah permulaan yang bagus. Karena di sini aku akan bantu kamu untuk mencari judul skripsi yang pas. ✨
Iya, judul skripsi yang pas. Bukan yang bagus, bukan yang spektakuler, shining, shimmering, amazing spiderman. 

Yang aku maksud dengan judul skripsi yang pas itu adalah yang:
  1. Sesuai dengan interest dan kemampuanmu
  2. Merespon permasalahan yang sedang terjadi
  3. Ada dasar teorinya
  4. Memiliki unsur novelty atau kebaruan
  5. Bisa dikerjakan sendirian
  6. Bisa dikerjakan dalam waktu yang singkat
  7. Bisa dikerjakan dengan biaya yang minimum

Wih, banyak juga ternyata kriterianya. Tapi ada tambahan lagi, sih, kalau mau lebih mudah di acc dosen pembimbing.
  1. Sesuai dengan interest dan kemampuan beliau
  2. Sesuai dengan visi dan misi prodi kamu

Aku jelasin pelan-pelan, yaa! Eits, sebelum kita mulai, aku mau klarifikasi terlebih dahulu kalau tips ini adalah tips yang aku berikan ke teman-temanku saat mereka meminta pendapat perihal judul penelitian mereka. Nah, karena aku merasa informasi ini adalah informasi penting, jadi aku ingin semua orang tahu, xixixi. Jadi, jangan sungkan untuk bertanya karena mungkin tips ini perlu penyesuaian lagi untuk situasi tertentu. Dan karena kita sama-sama mahasiswa yang masih dalam proses belajar ini, aku akan sangat mengapresiasi kalau teman-teman bersedia menyampaikan kritik dan sarannya. Or simply CMIIW, please. πŸ‘πŸ»

Baiklah, ini dia yang kita nantikan, 

Wangsit Judul Penelitian Untuk Mahasiswa Kebidanan

1. Kamu sukanya apa dan bisanya dimana? 

Topik di kebidanan ini bejibun sebenarnya kalau di-preteli satu per satu. Ada kehamilan, persalinan, nifas, KB, menopause, neonatus, bayi, balita, anak pra sekolah, remaja, dll. Kehamilan bisa dibagi lagi jadi kehamilan usia muda, usia tua, kehamilan tidak diinginkan, kehamilan risiko tinggi, ketidaknyamanan dalam kehamilan, edukasi kehamilan, dll. Jadi direnungi dulu aja kamu sukanya dimana. Lalu, kita kunci jawaban dan lanjut ke langkah selanjutnya.

Eh, tapi juga jangan berselingkuh dengan disiplin ilmu tetangga, ya, Wak. Ini adalah kesalahan yang sering dilakukan teman-teman. Memang, ilmu kesehatan itu mencakup bio, psiko, sosial, dan spiritual sehingga sering bersinggungan dengan disiplin ilmu lainnya. Tapi jangan terkecoh, ya! 

Misalnya: sebagai mahasiswa kebidanan, aku ingin meneliti tentang self-efficacy wanita menopause. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan itu. Hanya saja, psikologi yang kita pelajari selama kuliah di kebidanan itu superfisial sekali, berbeda dengan yang dipelajari teman-teman di jurusan psikologi. Sedangkan psikologi merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan (gimana, ya, cara menuliskannya dengan kalimat yang bagus?) intinya kita nggak belajar sejauh itu. Jadi, (kalau boleh menyarankan) sebaiknya jangan dijadikan fokus penelitian. Boleh, sih, tapi syaratnya kamu harus belajar ekstra, nih!

Oh iya, berkaitan dengan topik penelitian, sebaiknya tidak hanya sesuai dengan interest dan kemampuanmu saja, ya, bestie! Tapi pastikan juga dosen pembimbingmu mempunyai interest dan kemampuan di bidang yang kamu pilih. Tujuannya agar beliau bisa memberikan banyak masukan sehingga hasil yang diperoleh bisa maksimal nantinya.

2. Apa yang dibutuhkan oleh dunia dan apa yang bisa kita sediakan? 

Leedy pernah mengatakan bahwa no problem = no research. Kasarannya begini, penelitian kita harus responsif terhadap permasalahan yang ada supaya ada manfaatnya, nih, kita melakukan penelitian. Jadi, kita harus bertanya pada diri sendiri, "sebenernya masalah apa sih yang sedang terjadi di bidang yang sudah aku pilih tadi?" Jawabannya bisa didapat dari laporan misalkan Riskesdas, fenomena yang terjadi di sekitar, ataupun berita lokal. 

Contohnya, "oh, ternyata masih banyak terjadi kehamilan tidak diinginkan pada remaja di kecamatan X". Solusi apa yang bisa aku kasih? Apa dengan memberikan pendidikan pada remaja agar tidak terjadi hal serupa? Atau aku buat media untuk pendidikan kesehatannya untuk memudahkan remaja menerima materi? Atau aku fokuskan pada kondisi remaja yang sudah terlanjur hamil tadi? Atau aku analisis saja kenapa masalah itu bisa terjadi sehingga nantinya bisa kita antisipasi? 

Wah, ternyata ada seribu jalan menuju Roma, ya! Suatu permasalahan bisa saja memiliki solusi yang beragam ditinjau dari berbagai sudut pandang. Tapi, ingat, kita harus memilih solusi yang paling mudah, murah, dan sat set! ✊🏻

3. Pastikan dasar teorinya kuat

Pada dasarnya, penelitian S1 itu bertujuan untuk menguji teori. Jadi, harus ada teori yang mendasari penelitianmu. Teori ini bisa didapatkan dari buku atau penelitian terdahulu. Misalnya saja, setelah kamu membaca artikel ilmiah, kamu mendapatkan pengetahuan bahwa ternyata pernikahan dini itu lebih banyak terjadi di pedesaan daripada di perkotaan. Bisa kamu kembangkan lagi teori itu dengan cara mengaitkannya dengan teori lain yang sudah ada. Misalnya kamu juga menemukan teori bahwa karakteristik masyarakat pedesaan itu seperti a, b, c, dst. Maka, bisa kamu hubungkan antara a, b, c, tadi dengan kejadian pernikahan dini. Jadi terdengar simpel, ya? 

4. Mentok? Cari referensi kemudian modifikasi
"Aku sudah coba nerapin langkah 1-3, tapi, kok, nggak nemu juga, sih?"
It's okay, masih ada tips lainnya, yaitu memodifikasi penelitian yang sudah ada. 
Misalnya kamu sudah menetapkan bahwa kamu ingin meneliti tentang perbedaan tanda-tanda vital pada bayi yang mendapatkan penundaan pemotongan tali pusat dengan bayi yang mendapatkan pemotongan tali pusat segera berdasarkan artikel ilmiah yang sudah kamu temukan. Kemudian analisis metode apa yang digunakan dalam penelitian tersebut? Bagaimana cara pengumpulan datanya? Variabel apa saja yang diteliti? 

Selanjutnya, cari persamaan dan perbedaannya dengan penelitian yang akan kamu lakukan agar ada unsur kebaruannya. Karena percuma saja kalau hanya melakukan penelitian yang mirip dengan penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan alias mengulanginya, kita semua sudah tau hasilnya.

Contohnya begini, tanda-tanda vital yang diperiksa di penelitian A ini meneliti tentang suhu dan kadar hemoglobin bayi baru lahir, nah, kamu mau memeriksa apanya? Kamu dapat teori ternyata tali pusat juga berperan penting terhadap transport oksigen, maka boleh kamu meneliti saturasi oksigen pada bayi baru lahir.

Atau bisa juga kita mencari kelemahan dari jurnal tersebut kemudian kita sempurnakan. Misalnya pengukuran kadar hemoglobin di penelitian A menggunakan instrumen Hb-Sahli yang tingkat keakuratannya dipengaruhi oleh banyak faktor misalkan intensitas cahaya di ruangan, interpretasi pengukur, dsb. sehingga kamu ingin menggunakan alat yang lebih akurat di penelitianmu nantinya seperti alat POCT (Point of Care Test).

Atau bisa juga, loh, kamu mengambil referensi dari skripsi kakak tingkat atau malah melanjutkan penelitiannya (tentunya dengan meminta izin dan persetujuan yang punya skripsi, ya!). Atau kalian bisa intip manfaat penelitian untuk peneliti selanjutnya yang mereka tuliskan di BAB I yang biasanya berisi hint tentang apa yang perlu dilanjutkan.

5. Pertimbangkan metode penelitiannya

Sebelum membahas poin ke-lima ini, ada baiknya teman-teman kuasai terlebih dahulu bab desain penelitian kemudian cari tahu kelebihan dan kelemahan dari masing-masing metode. 

Misalnya, aku mau meneliti dengan desain penelitian kohort tentang "hubungan perilaku makan dengan kenaikan berat badan pada balita". Pastinya kalau dengan desain penelitian kohort, kita harus melakukan observasi ke depan selama beberapa waktu. Kita harus mempertimbangkan, "waktunya cukup, nggak, ya?". Karena waktunya nggak cukup (of course, kita, kan, dituntut untuk cepat lulus), maka bisa diakali dengan menggunakan desain penelitian kohort retrospektif dengan menggunakan data sekunder yang didapat dari buku KIA. Tapi kita juga harus mempertimbangkan affah iyyah balita yang menjadi responden kita itu ditimbang secara rutin dan hasilnya tercatat di buku KIA?

Nah, hal itu sebetulnya bisa diakali juga dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, jadi pengambilan data dilakukan pada satu waktu saja. Kemudian kamu modifikasi sedikit judulmu menjadi "hubungan perilaku makan dengan berat badan pada balita". Jadi bukan kenaikannya yang diteliti, melainkan berat badan balitanya pada saat itu juga.

Widih, judul sudah, masalah penelitian sudah, solusi sudah, teorinya sudah, metode penelitiannya juga sudah. Sudah jadi aja, nih, proposalnya, ahahaha. 

Sekian tips dari aku, semoga bisa membantu kamu untuk mencari judul penelitian, ya! Dan semoga semuanya dilancarkan. Jangan lupa makan, jangan lupa ibadah, dan jangan kebanyakan begadang, ya, fren! 

Makan durian gak pake biji (cakep!)
Cukup sekian dan terima gaji πŸ™πŸ»

Referensi:
PPT dosen, pengalaman pribadi, dan curhatan teman-temanku πŸ˜‹
Yang mau PPTnya, berbagi cerita seputar perskripsian, atau request untuk artikel selanjutnya, feel free to contact me!

email: nadyadinat@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesunyian Sejenak Bukan Berarti Diam—Kadang, Itu Tanda Badai Besar Akan Datang

My Stages of Grief

Aku Takut Salah