Nggak Semua Perempuan Itu Cantik dan Jadi Perempuan Itu Nggak Harus Cantik
Judulnya ngeri, Lur. Asli! Aku takut dirujak.
Tapi, sebelum menilai benar atau salah, setuju atau tidak setuju, kalian harus baca dulu latar belakang kenapa bisa sampai muncul pernyataan itu dari aku.
Karena kemungkinan besar, kalian akan berpendapat bahwa "Wah ini gak bener, semua perempuan itu cantik, tergantung dari siapa yang melihat".
Bagaimana jika setelah kamu bilang seperti itu ke aku, aku pulang ke rumah untuk melihat cermin kemudian aku nggak menemukan kecantikan seperti yang kamu bilang? Mataku rusak, kah? Isn't it called a white lie? Even if it's white, it's still a lie.
Sejak aku kecil, lingkunganku membuat aku percaya bahwa aku tidak cantik. Cantik itu ada standarnya. It's real and I'm not even close. Gigi gede-gede, bibir tebal, hidung pesek, jidat lebar, mata panda, kulit sawo matang, apalagi dulu waktu masih SD aku jadi anak paling pendek di kelas. Bayangin aja waktu SD kelas 6 tinggi badanku cuma 131 cm. Kalian semua tau gimana kejamnya ejekan anak SD, kan?
Oke, berlanjut ke SMP, teman-temanku sudah mulai pubertas. Mereka semua mulai menunjukkan perubahan fisik sekunder misalnya pertumbuhan payudara. Tetapi tidak dengan aku. Dadaku rata seperti anak laki-laki. They call me "flat" or "tepos", seperti tembok, seperti triplek.
Lama kelamaan, standart itu mengubahku. Menjadi ... orang yang nggak PD-an. Akhirnya aku coba berbagai macam cara untuk memanipulasi penampilan supaya aku bisa terlihat cantik. Dengan kata lain, "aku pengen jadi cantik".
I wanted it so bad, karena anak perempuan yang cantik di sekitarku lebih mudah dapat pacar alias lebih mudah dicintai dan diidolakan (dulu, sih, waktu SMP), lebih mudah diperhatikan guru, lebih mudah ditawarin tebengan, lebih mudah dapat kesempatan untuk dipilih, dan yang lebih penting, lebih mudah mendapatkan pengakuan. Uhh, sedangkan aku harus pontang panting dulu. Kalau semua perempuan itu cantik, kenapa aku nggak diperlakukan dengan sama?
Usahaku untuk menjadi cantik bermacam-macam lah, aku pernah pake shading hidung ke sekolah dan aku juga pernah pakai bra yang bantalan payudaranya tebal, hahaha (pikirannya remaja SMP emang sekacau itu karena lagi masa penerimaan diri terkait perubahan fisik dari anak-anak menuju dewasa). Aku pikir, aku sudah berusaha maksimal, tetapi usaha itu malah merusakku perlahan-lahan. No matter what, tetap saja "Nadya meskipun pake shading tetap kelihatan pesek dari sudut mana pun".
I give up. Okay, let's admit it, aku nggak cantik. Apakah itu berarti aku bukan perempuan? Tidak, aku perempuan.
Nggak semua perempuan itu cantik, dan jadi perempuan itu nggak harus cantik. Why? Karena kecantikan itu pemberian, kita mendapatkannya sejak lahir, tidak bisa diubah kecuali dengan operasi plastik.
Aku percaya bahwa setiap manusia itu didesain untuk memiliki kelebihan dan kekurangan. Lebih baik kita fokus untuk mengembangkan kelebihan kita daripada mati-matian mengurusi kekurangan kita yang diusahakan sampai nangis darah pun nggak bakal hilang kekurangan itu.
Sekali lagi, aku nggak cantik. Aku anggap itu sebagai kekurangan, maka dari itu aku nggak bakalan terlalu fokus ke sana. Hidungku gak bakalan bisa jadi tambah mancung. Tapi setidaknya kalau kulit wajahku dirawat, aku bisa terlihat lebih fresh!
Mau berusaha model apapun, bentuk badanku nggak akan tiba-tiba jadi gitar spanyol. Tapi setidaknya kalau aku makan dengan teratur dan berolahraga, aku bisa jadi lebih fit dan nggak gampang sakit.
Tapi aku punya kelebihan. I'm a fast learner and full of ideas ๐ช๐
Aku bisa mempelajari apapun dengan cepat, selama aku mau, aku selalu bisa menguasainya. Dan yang baru aku mengerti, ternyata kata-kata yang aku tuangkan melalui my speech, my blog, even my whatsapp status ternyata memiliki kekuatan magis untuk mempengaruhi pikiran orang lain. Kadang bisa memotivasi untuk melakukan sesuatu, atau bisa juga menyadarkan seseorang akan sesuatu. I'm proud of it!
It's funny how I don't need to show my face to have those powerfull words, I don't need to be pretty anymore! I'll take it as a gift dan fokus ke menulis blog, nge-MC, penelitian, pengabdian masyarakat, ikutan lomba-lomba poster, speech, debate, podcast, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sama seperti menjadi cantik, nggak semua orang diberikan kapasitas seperti yang aku punya. Bukan niatnya membanggakan diri sendiri, tapi gimana, ya, bilangnya? You know, lah, maksudku. Setiap orang punya settingan pabrik yang berbeda-beda.
So, instead of challenging the definition of beauty or the beauty standart that has been stand for centuries, I choose to not give a shit about being beautiful anymore, hahaha.
Ini seperti jika kamu nggak pintar matematika tapi kamu suka main alat musik, kamu malah ambil les matematika daripada les musik hanya karena menurut orang-orang semua orang harus pintar matematika :(
Hanya berfokus kepada hal yang bukan kamu itu sama aja seperti kamu membatasi dirimu untuk menjadi versi terbaikmu. Kalau kamu pilih les musik, mungkin kamu bisa manggung di festival musik gede sekarang.
Wait, you said before that it's hard to be noticed if you are not pretty? But you are noticed anyway, so how do you explain this?
Iya, sebelum aku tau bahwa kalau kita berusaha sedikit lebih keras lagi, memberikan yang terbaik yang kita punya, be damn good so it's damn hard to forget you. Orang akan butuh kita, dan bakal ingat nama kita, itu juga bisa bikin kita dinotice. Nyatanya orang juga bisa terpesona dengan orang-orang yang terlihat sangat berdedikasi di bidangnya karena... mereka butuh dan hanya kamu yang paling baik dalam memenuhi kebutuhan itu.
Dalam kehidupan percintaan, hal ini juga berlaku. Trust me.
Tapi, apakah itu berarti perempuan bisa menjadi cantik tidak hanya dari rupa? No, kamu nggak cantik tapi kamu pinter, itu artinya kamu pinter. Kamu nggak cantik tapi kamu baik, itu artinya kamu baik bukan "cantik dari hatinya ๐ฅฐ✨". Cantik itu sifat yang melekat pada visual.
In a nutshell, ternyata ada banyak kelebihan dalam diri perempuan yang bisa dijadikan senjata untuk menghadapi kehidupan yang kalo kita nggak punya apa-apa, kita nggak akan jadi apa-apa. Kelebihan itu nggak harus menjadi cantik.
Yang harus adalah ketika kita melihat ke cermin, kita tahu kita nggak cantik, kita menerimanya, dan kita melihat diri kita dengan rasa bangga.
Pun kita punya kekurangan, let's admit it, and embrace it.
Sampai di sini kalian setuju, nggak? Atau tetap kekeh bahwa semua perempuan itu cantik? Tulis di kolom komentar, ya! Aku juga pengen tahu pendapat kalian.
Nyari yuyu bareng Faiz, (cakep)
I'll see you guys! ๐๐ป
Komentar
Posting Komentar