Review Himpunan Mahasiswa Prodi-ku
Halo, guuuys! Kali ini aku pengen throw back ke semester 2, waktu awal aku gabung Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) atau banyak yang nyebutnya Hima. Iya, kalo bahas HMP itu nostalgic banget karena emang banyak pengalaman seru disana. Dan aku yang di titik ini, mungkin adalah side effect dari ikutan HMP.
Hal yang membuat aku tertarik untuk membahas tentang himpunan mahasiswa adalah fenomena kurangnya minat mahasiswa untuk mengurus ormawa (Organisasi Mahasiswa) yang kalah pamor dengan internship, karena internship dapat duit sedangkan ormawa nyuruh kita jualan risol. Tapi aku mengakui, sih, kalo disini ada internship yang dapat duit, pasti aku bakal pilih internship juga. Karena kebetulan nggak ada, jadi gabung Ormawa aja biar ada kegiatan. Eh, ternyata secara nggak langsung, aku juga bisa dapat duit gara-gara ikutan HMP. Nanti aku spill di artikel terpisah yaa.
Dari fenomena di atas, sering kali muncul pertanyaan: Sebenarnya, kita perlu, nggak, sih gabung ormawa?
Jawabannya tergantung kamu tanya sama siapa. Kalo kamu tanya ke kakak-kakak ormawa yang memang lagi cari anggota, ya, jawabannya sudah pasti perlu.
Tapi kalo tanya ke aku, meskipun aku pernah jadi ketua HMP, jawabanku adalah nggak perlu-perlu amat. Gimana, sih, Nad. Mahasiswa sudah kurang minat kok malah dibilang nggak perlu-perlu amat?
Maksudnya begini, setiap kali kita memutuskan pilihan hidup, pilihan kecil sekalipun, kita harus mempunyai alasan, kan? Find your why! Lingkunganmu, entah itu Ormawa, UKM, atau organisasi eksternal kampus hanyalah kendaraan untuk kamu menuju ke sana. Kenapa kemudian ikut Ormawa jadi nggak penting-penting banget? Karena banyak jalan menuju Roma. Tinggal pilih aja yang sekiranya bisa membuat kamu enjoy menjalaninya.
Kalau misimu selama perkuliahan adalah pengen dapat relasi yang luas ya jawabannya bukan gabung HMP, karena HMP orangnya itu itu aja, sayy. Maksudnya karena lingkupnya dalam satu prodi aja, jadi sirkelnya sempit. Maka masuklah ke ormawa yang lebih luas wilayahnya, misalnya BEM atau DPM yang memang lingkupnya satu kampus dan juga nantinya ada organisasi yang menaungi BEM atau DPM di skala regional atau nasional jadi juga bisa ketemu sama temen-temen dari daerah lain. Atau ikutan organisasi eksternal kampus seperti Ikatan Keluarga Mahasiswa Kebidanan (IKAMABI), perkumpulan mahasiswa daerah, atau volunteering.
Oh iya, sebelum kita membahas lebih jauh, kali ini kita fokus bahas Himpunan Mahasiswa Prodiku ya, Prodi Sarjana Terapan Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Malang, bukan yang lain. Karena nanti bisa melebar kemana-mana. Aku takut dapat pertanyaan yang nggak bisa aku jawab karena memang aku taunya cuma Ormawa di lingkunganku sendiri. Maklum, lah, iklim kerja di setiap institusi itu beda-beda, guys.
Oke, kita lanjutken!
Why-ku dulu buat gabung HMP adalah karena yang pertama aku anaknya nggak bisa diam dan mudah jenuh dengan aktivitas belajar mengajar di kelas, jadi aku perlu untuk berkegiatan. Tapi, aku ingin fokus berkegiatan di satu bidang tertentu misalnya kebidanan, ya, dengan dampak yang bisa langsung aku rasakan.
Nah, comparatively to BEM, lingkupnya terlalu luas buat aku. Mungkin untuk kamu yang senang kenalan dengan orang banyak dan mudah bekerja sama dengan orang baru, bisa jadi BEM cocok untuk kamu. Karena aku kurang nyaman di lingkungan tersebut, mungkin aja nanti dampak yang aku berikan juga kurang menggigit karena aku nggak fokus ke satu titik. Aku ingin gigitan yang kecil, tapi dalam dan berbekas.
Kalau DPM? DPM itu kan lembaga legislatif bukan eksekutif, jadi sepertinya manusia-manusia dengan karakteristik seperti aku ini kurang cocok disana. Soalnya aku adalah tipe orang yang suka merancang, menggagas, tapi aku lebih suka yang langsung gerak sendiri dan punya otonomi sendiri. Kalau aku gabung DPM, mungkin aku bakal stress ketika melihat orang-orang di lapangan yang progresnya lamban sedangkan tupoksiku membatasi aku untuk terjun ke sana untuk membantu. To sum up, that's how I find my why to choose HMP.
Nah, buat tau cocok-cocokannya kaya tadi, kalian harus memperhatikan profil masing-masing Ormawa waktu perkenalan Ormawa pas kita maba dulu. Perhatikan nih, ohh ternyata HMP/BEM/DPM itu ngurusin ini, karakteristik organisasinya seperti ini, lingkupnya sekian, ternyata benefitnya ini, tapi kekurangannya ini. Dan itu semua harus kalian proses dulu di pikiran. Kalau masih ada sesuatu yang mengganjal, boleh loh, tanya ke katingmu sampai tidak tersisa lagi keraguan. Endingnya, meskipun kalian nggak mau gabung Ormawa sama sekali pun juga gapapa, kok. Masih banyak jalan.
Aku sarankan, jangan pernah memilih ormawa karena melihat "oh mbaknya yang promosi keren beudhh, aku ingin jadi seperti dia" apalagi karena ingin gaya gayaan dengan jabatan atau sekedar ngikut teman. Karena nanti hanya akan jadi beban di dalam organisasi. Okay? Good. Suatu hari nanti pasti akan bisa dipahami.
Nah, setelah tau tetek bengeknya sebuah Ormawa, apalagi ternyata semakin bingung untuk memilih karena kok kayanya bagus semua dan cocok semua sama aku, buatlah analisis SWOT. Strenght, Weakness, Opportunity, and Threat (nanti aku contohin).
Sekarang kita bahas dulu a-z Himpunan Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Malang Poltekkes Kemenkes Malang untuk membantu kalian menganalisis SWOT tadi. (Hehehe, aslinya sekalian promosi, sih).
Satu hal yang harus aku klarifikasi, HMP atau Himpunan Mahasiswa Prodi itu menaungi mahasiswa yang menjadi anggotanya, yaitu seluruh mahasiswa yang tergabung dalam prodi tersebut. Sedangkan ketua, wakil, sekretaris, bendahara, dan divisi-divisi lainnya itu namanya pengurus.
Menurutku, HMPku adalah lembaga eksekutif sekaligus legislatif di lingkungan prodi yang khusus mengorganisir kegiatan kemahasiswaan. Ada kalanya kita membuat program kerja, tapi ada kalanya juga kita mengadvokasi mahasiswa untuk mengajukan beasiswa, mendapatkan bimbingan untuk lomba, menyalurkan aspirasi mahasiswa, dll. Jadi, kalau dibilang HMP = BEM di tingkat Prodi, nggak juga. HMP ya HMP.
Nah, HMP Sarjana Terapan Kebidanan Malang sekarang dibagi menjadi 4 divisi, yaitu Divisi Penalaran, Divisi Humas, Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan Divisi Media dan Informasi.
Masing-masing divisi ini memiliki tugas pokok dan fungsi serta program kerja yang sesuai dengan bidangnya. Dalam satu periode, ada banyak program kerja yang diadakan. Tapi proker favoritku adalah Pusat Studi, pembinaan lomba, Midcrex, dan Miometrium.
Jadi, Pusat Studi itu adalah program kerja yang seperti latihan rutin di UKM, idealnya setiap minggu akan ada diskusi anggota pusat studi yang siapa saja bisa ikutan tanpa ada seleksi asalkan berasal dari prodi tersebut. Hanya saja, kurikulum di pusat studi ini sudah dikerucutkan di bidang kebidanan, tidak universal seperti yang ada di UKM.
Ada 4 bidang yang bisa kalian pilih untuk dipelajari, yaitu: ilmiah, bahasa Inggris, kewirausahaan, dan multimedia. Harus satu? Nggaaak! Semuanya juga boleh. Aku ikut semuanya, kok. Berikut rincian apa aja yang dipelajari di masing-masing pusat studi.
1. Ilmiah: KTI, esai, debat ilmiah, cerdas cermat, dll.
2. Bahasa Inggris: writing & speaking
3. Kewirausahaan: peluang usaha bagi bidan, penelitian RnD, membuat produk, dll.
4. Multimedia: poster, iklan layanan masyarakat, vlog, podcast, dll.
Dari latihan rutin di pusat studi ini, nanti tujuan akhirnya adalah prestasi. Jadi, sedari awal kita sudah dipersiapkan untuk berangkat lomba, membuat produk, dll melalui pusat studi ini. Karena selain memfasilitasi latihan rutin, Pusat Studi juga memfasilitasi proses seleksi peserta lomba yang bisa didanai, lalu proses pengajuan proposal dan pendanaannya, mencarikan pembimbing dan proses bimbingannya, pembuatan laporannya, sampai nanti bantuin kita mengajukan beasiswa ke kampus kalau kita menang. Jadi, kalo ada mahasiswa Sarjana Terapan Kebidanan Malang yang berprestasi, sesungguhnya yang berhak menerima apresiasi selain dia sendiri adalah tim support di belakang layar, yaitu teman-teman HMP. Koordinator Kemahasiswaan pusat pun mengakui kalo anggaran kemahasiswaan paling banyak diserap HMP kita untuk lomba. Alhamdulillah nya menang terus dan sempat juara umum, jadi bukan investasi bodong kampusnya, hihihihi.
Kebanyakan, teman-teman HMP sendiri yang berangkat lomba karena mereka sudah berakit-rakit ke hulu pontang-panting memperjuangkan ini dan itu, kan nanggung banget kalau nggak ikutan berenang-renang ke tepian. Alhasil rata-rata pengurus HMP itu berprestasi. Dari proker ini, akhirnya tercipta lah circle ✨ anak pintar ✨ yang memberi banyak pengaruh positif dan insight baru buat satu sama lain. Nggak jarang juga kita dapat kenalan lintas angkatan, jadi bisa kita belajar sesuatu yang kita nggak paham dengan kakak tingkat yang pintar dan sudah akrab sejak di pusat studi ini.
Jadi, menjadi panitia pusat studi ini sudah banyak benefitnya, ya. Sudah makin pintar, berprestasi, kalo menang dapat hadiah dari penyelenggara lomba, pulang ke kampus bisa diajukan jadi beasiswa, dikenal dosen gara-gara proses bimbingan, dan berada di antara anak-anak pintar. Kekurangannya palingan cuma capek. Tapi dengan manfaat yang didapat, capeknya menjadi worth it.
Selanjutnya produk-produk yang udah dibikin di pusat studi atau bahkan yang sudah pernah menjuarai lomba kemudian dipamerkan di acara Midcrex atau semacam pameran gitu lah. Ini acara asik banget karena kita bisa dapat edukasi kesehatan lewat seminarnya, dapat pemeriksaan kesehatan gratis, bisa lihat contoh poster yang keren-keren, terus nyicipin produk-produk makanan sehat, dan bisa dibeli juga untuk dibawa pulang.
Ikut lomba sudah sering, nah, sekarang saatnya untuk kita membuat lomba sendiri, yaitu Miometrium. Keren banget ini lomba, nggak cukup satu artikel ini untuk menjabarkannya. Kayanya kita perlu bahas di lain artikel, deh, lain kali.
Kalau buat aku, analisis SWOT dari menjadi seorang pengurus HMP adalah:
1. Streght: kegiatan bermanfaat, circle kecil tapi signifikan dan berkualitas, dikenal dosen, berprestasi.
2. Weakness: capek fix no debat, kurang waktu kongkow kongkow, bisa jadi keteteran karena tugas kuliah juga banyak.
3. Opportunity: jadi pengurus HMP bisa membuka peluang bagi kesempatan lainnya, misalnya lomba-lomba tadi dan karena sudah dikenal dosen bukan hanya personalnya tapi hasil kerjanya, kita sering direkrut untuk penelitian atau pengabmas mereka.
4. Threat: yang menjadi tantangan disini adalah betapa perlunya kita manajemen waktu, menyadari skala prioritas, dan memperhatikan keseimbangan dalam hidup.
Overall, HMP dapat nilai 9/10 dari aku. Sangat worth it untuk dijadikan pilihan. HMP bisa jadi anak tangga pertama untuk kehidupan perkuliahan yang penuh dengan sejarah manis.
Ciao! Selamat memilih!
Komentar
Posting Komentar