The power of small steps


Menurutmu, apa artinya sebutir pasir? Apa artinya setetes air? Bahkan apa artinya 1 sen? Sepele, bukan? 

Bukan!

Dalam jumlah yang kecil, memang tidak terasa dampaknya. Tapi... Sebutir pasir kalau dia jumlahnya jutaan, tentu akan jadi gundukan. Setetes air kalau dia jumlahnya ribuan, tentu akan memecahkan batuan. 1 sen? Tonton kisah ini, yuk!

Lewat artikel ini, aku ingin mengajak teman-teman untuk menghargai langkah kecil kita. Satu langkah kecil pun, meskipun dengan kaki kita yang mungil, kalau kita tidak berhenti berjalan, pasti kita akan sampai pada tujuan kita pada akhirnya.

Big journey begins with a single (even a tiny) step, Bruh! Jadi, kalau kamu punya tujuan besar dalam hidupmu, intinya kamu hanya harus mulai. Tapi aku sadar, bagi sebagian orang, terutama yang seperti aku, memulai itu tidak mudah. Banyak harusnya! Harus direncanakan matang-matang, harus sempurna, harus sesuai, harus benar, ahhh nggak habis-habis rasanya. Maka, kaumku, mari kita mulai dari sesuatu yang sepele! Yang tidak penting harus ini dan itu. Yang tidak terasa. Yang tidak terlihat. Seperti setetes air yang akan memecahkan batuan. 

Tapi, langkah yang kecil itu harus punya tujuan, jangan tak tahu arah. Nanti kita bisa tersesat dan merasa semuanya sia-sia. Kalau aku, aku sendiri menanamkan pemikiran bahwa, "bagaimana aku melihat diriku di lima tahun kedepan adalah bagaimana aku melatih diriku saat ini." Rumusnya "I want this, so I have to do this." 

Contoh:
Hal yang kecil itu, membutuhkan proses untuk menjadi sesuatu yang besar. Kalau kamu sangat penasaran mengenai sebesar apa dia akan berkembang, beri lah hal kecil itu kesempatan untuk dilakukan setiap harinya tanpa berhenti.

Berdasarkan pengalaman pribadiku, small steps tidak pernah mengecewakan. Aku pernah ada di posisi melakukan sesuatu yang besar dalam satu waktu. Ternyata capek, ya? Memang langsung kelihatan hasilnya, sih, tapi capek. Traumatizing. Aku capek, aku nggak mau melakukan hal itu lagi. 

Beda lagi ketika aku menyusun bata satu per satu setiap harinya, tiba-tiba jadi benteng yang kuat dan tidak mudah roboh karena dibangun dalam keterburu-buruan. Dan, hei! Selama ini kamu kemana? Untuk apa kamu menyia-nyiakan waktumu? Andai saja kamu memulainya lebih awal, pasti tujuanmu yang satu ini bisa lebih cepat kamu raih dan kamu bisa mulai fokus ke tujuan yang lain. 

Small steps buatku adalah seni memanfaatkan waktu. Ada satu kutipan dari film berjudul "Wonder" yang saaangat memorable dan ngena di otakku, "life is too short to waste a second". A second, a lil time for a lil step. 

Semua orang punya waktu yang sama, 24 jam dalam sehari, 'kan? Tapi waktu itu relatif, kalau dimanfaatkan dengan baik, rasanya akan selalu cukup.

Hal yang paling nikmat dari small steps ini adalah saat aku bisa bilang, "wah, nggak kerasa, ya?" Kelihatannya effortless, bukan? Iya, sesuatu yang kecil itu sering kali mengejutkan. Kelihatannya "eh, tiba-tiba sudah besar" padahal memang setiap harinya memang disusun perlahan dan sudah direncanakan dengan matang.

Oh iya, kata kunci dari small steps adalah setiap hari. Small steps perlu orang-orang yang sabar dan tidak mudah menyerah sebelum melihat hasilnya. Konsisten, jangan pernah berhenti. 

Bagaimana aku melihat hasilnya? Ya, agar hasilnya tidak buram, biasanya aku membuat indikator keberhasilanku sendiri.

Contoh:
Dengan adanya indikator keberhasilan tadi, aku jadi tidak mudah terlena dengan pujian yang datang. Misalnya, "wah, kamu pinter banget lalala." Am I happy? As a human, yes. Validasi bagian dari kebutuhan dasar manusia, tepatnya pada bagian esteem needs. Tapi, apakah aku sudah pintar menurut indikator keberhasilanku? Not yet, terus berusaha!

Pujian tadi jangan dijadikan sebagai tujuan akhir, melainkan check point. Anggap saja itu sebagai apresiasi terhadap prosesmu dengan langkah-langkah kecilmu itu. Orang lain sedang memberi tahumu bahwa hasilnya mulai terlihat, nih. Apakah kamu boleh bangga meskipun kamu belum mencapai tujuan? Yes, you are! Kemenangan kecil itu sah-sah saja untuk dirayakan dengan kecil-kecilan juga. 

Kalau kamu, kamu punya tujuan apa, nih? Kita mulai dari yang gampang-gampang dulu, yok! Semangat!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Stages of Grief

Aku Takut Salah

Pengalaman Menolong Persalinan Sungsang (Part 1)